Ini adalah sebuah refleksi diri dari penulis, sebagai orang yang memiliki latar belakang serta pekerjaan dalam bidang informasi. Sebuah teguran terhadap diri sendiri, yang hingga saat ini masih tetap menjadi orang yang biasa-biasa saja.
Ini adalah sebuah refleksi diri dari penulis, sebagai orang yang memiliki latar belakang serta pekerjaan dalam bidang informasi. Sebuah teguran terhadap diri sendiri, yang hingga saat ini masih tetap menjadi orang yang biasa-biasa saja.
Banyak sekali orang yang mengatakan, bahwa saat ini adalah era informasi. Entah siapa saja yang mengatakan itu, tetapi sering sekali kita mendengar pernyataan itu. Memang pernyataan itu ada benarnya. Kita bisa lihat disekeliling kita sendiri. Informasi begitu pesat perkembangannya.
Begitu mudahnya kita menemukan informasi, meskipun kadang informasi yang kita temukan kurang sesuai dengan informasi yang kita butuhkan. Bahkan kita sering sekali mendapatkan informasi yang sama sekali tidak kita butuhkan, mulai dari informasi ringan hingga sms penipuan.
Bisa dikatakan pesatnya perkembangan arus informasi disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi. Begitu mudahnya mengakses informasi, mulai dari internet, tablet, smartphone, notebook. Boleh dikatakan bahwa “informasi ada di ujung jari.”
Lalu apakah benar pernyataan “siapa yang menguasai informasi, maka dialah yang menguasai dunia.”? Sepertinya tidak sesederhana itu. Jika memang begitu, mengapa di era yang seperti ini, saat orang begitu mudahnya mengakses informasi masih saja banyak orang yang miskin? Apakah itu berarti pernyataan itu salah? Tidak juga, buktinya orang-orang seperti Rupert Murdoch, Larry Page, Sergey Brin, Jacob Oetama, Hary Tanoesudibjo, Chairul Tanjung, dan Surya Paloh, bisa sukses dengan memanfaatkan informasi. Karena untuk mendapatkan dan mengelola informasi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Memang benar kita bisa mendapatkan informasi dengan mengetikkan kata-kata yang ingin kita cari di kotak pencarian Google. Tapi apakah kita langsung mendapatkan hasil yang kita inginkan atau butuhkan? Bagaimana memisahakan inforamasi “sampah” dengan informasi yang benar-benar kita butuhkan? Lalu apakah kita juga tahu, website-website yang kita akses adalah website yang memang terpercaya baik kualitas informasinya maupun kredibilitasnya? Itulah mengapa meskipun kita bisa mencari informasi dengan mudah, tetapi informasi yang kita dapatkan belum tentu informasi yang benar dan tepat.
Bagaimana dengan pustakawan, arsiparis dan pekerja informasi lainnya? Bukankah mereka adalah ahli informasi? Apakah ada yang bisa sesukses mereka? Saya sendiri tidak tahu, karena saya belum pernah melakukan penelitian mengenai lulusan ilmu perpustakaan. Namun yang saya lihat dari sekeliling saya dan itu termasuk saya, para lulusan ilmu perpustakaan hanya menjadi orang yang biasa-biasa saja. Ada yang menjadi pegawai swasta, PNS, dan ada yang hidup dari project, namun jarang sekali ditemui lulusan ilmu perpustakaan yang memiliki mata pencaharian di luar latar belakang pendidikannya. Saya tidak bermaksud mengecilkan, “biasa-biasa saja” di sini maksudnya seperti orang kebanyakan.
Bisa dikatakan lulusan ilmu perpustakaan memiliki pengetahuan mengenai mendapatkan dan mengelola informasi. Maka seharusnya mereka bisa menguasai informasi. Lalu mengapa mereka tidak bisa sesukses orang-orang yang saya sebutkan di atas? Saya juga bingung, karena saya sendiri yang lulusan ilmu perpustakaan (yang katanya ahli informasi) belum bisa menjadi sesukses mereka.
Saya akan memberikan salah satu contoh kesuksesan dari dunia informasi. Entah apakah yang mereka lakukan bisa disebut profesi atau tidak, karena saya lupa kriteria apa saja sehingga suatu kegiatan disebut sebagai profesi.
Mereka ini tidak memiliki latar belakang pendidikan ilmu informasi. Tetapi meskipun begitu, mereka bisa sangat sukses di bidang informasi. Meskipun tidak sesukses nama-nama yang saya sebutkan di atas, karena penghasilan mereka tidak sebesar orang-orang tersebut. Penghasilan rata-rata mereka hanya ribuan dolar perhari. Sebenarnya apa yang mereka lakukan, sehingga dengan memanfaatkan informasi bisa memiliki penghasilan sebesar itu? Bisa dikatakan mereka adalah blogger, tapi yang pasti mereka adalah Internet marketer.
Secara garis besar, pekerjaan mereka adalah mengumpulkan informasi, mengelola informasi, menginterpretasikan informasi, menulis ulang, dan menikmati hasilnya. Lalu datanglah dolar ke dalam kantung mereka, yah bisa dibilang salah satu pekerjaan mereka adalah men-download uang. Karena sumber penghasilan mereka berasal dari website atau blog.
Kegiatan yang mereka lakukan bukanlah suatu kegiatan yang sangat istimewa. Karena itu merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh lulusan ilmu perpustakaan. Lalu mengapa mereka bisa mendapatkan penghasilan ribuan dolar dalam sehari? Jangan tanya saya bagaimana caranya, karena jika saat ini saya merupakan internet marketer dengan penghasilan ribuan dolar perhari, maka saat ini saya tidak akan menjadi arsiparis. Tetapi kalau masih penasaran, saya cukup tahu teorinya (yang hingga kini belum saya lakukan adalah prakteknya).